Senin, 17 Maret 2014

Etika Bisnis part 1



     Etika Bisniss
Etika Bisnis
Dalam dasarnya konteks dari pemahaman dasar dari etika bisnis itu sendiri mengacu dari 2 teori , yaitu Teori deontologi dan Teleologi .. Deontologi itu sendiri adalah menekankan manusia berbuat jujur yang mendalami kewajiban. Contoh : pelayanan yang baik kepada konsumen, tindakan etis bukan karena akibat dari tindakannya tetapi lebih kepada tindakan itu sendiri yang memang baik                    ( kewajiban ) .
Menekankan, memotivasi , kelakuan baik dan watak baik dari perilaku . Sedangkan TELEOLOGI sendiri adalah mengukur baik buruknya dari tujuan atau akibat yang ditimbulkan sehingga lebih bersifat situasional . Contoh Tindakan mencuri tak otomatis dilihat sebagai buruk, tergantung mencuri dengan tujuan apa ?? tapi mencuri itu sendiri bisa dikatakan Etis apabila bertujuan baik. Dapat di definisikan kebaikan untuk kepentingan. Tapi dari 2 teori ini mempunyai kesamaan yang sama, sama – sama berbuat jujur. Jujur berbuat Trust dan kepentingan.
“Tujuan atau tidak ada tujuan dilihat dengan kepercayaan”
Hikmah dari kejujuran akan dipercaya orang. Salah satu dampak pemahaman Deontologi !! sedang kan tipe dari Teleologi yaitu ketika berbuat jujur untuk kepentingan sendiri agar mendapat kepercayaan akan berubah menjadi kebohongan ketika kejujuran untuk mendapat kepercayaan itu tidak terjadi. Definisi dari dua teori tersebut yaitu Deontologi lebih mulia ketimbang Teleologi. Karena mengacu mendapatkan hikmah ketimbang kepercayaan.
Implikasi dari Deontologi dan Teleologi ???
Deontologi mempunyai spesifikasi khusus yaitu Watak, konsisten dan istiqhommah. Contohnya Jokowi. Sedangkan Teleologi Kejujuran untuk situasional dan kepentingan. Contohnya pencuri yang berkepentingan baik untuk anak yatim.

Sustainable Competitive Advantage ( SCA)
Implementasi untuk keuntungan perusahaan jangka panjang bekerja sama dengan para customer dengan menyelaraskan istiqhomah untuk keunggulan sustainable. Pembedaan yang signifikan dari teori Deontologi Kebaikan fungsi dari fitroh, kewajiban kebutuhan, naluri manusia . sedangkan Teleologi tetap berpedoman pada  statemant awal dengan melakukan kejujuran untuk sebuah kepentingan untuk dirinya sendiri sejalan dengan kapitalis yang indikasinya materialisme, kalkulasi untung rugi.
SCA mempunyai keunikannya depresiasi yang tinggi, depresiasi yang tinggi bisa signifikan ketika mampu melanggar kematangan ( salah satu teori marketing ). Berbicara dengan melanggarkan kematangan bisa diartikan dengan melebihi kematangan yang mampu dimaksimalkan orang lain, atau titik akhir yang mampu mereka lakukan. Contoh dalang joko edan ( kurang tahu nama aslinya ) pada umumnya dalang yang melakukan pemantasan dengan duduk bersela ( melipat kakinya ), tapi ki dalang joko melakukan pementasan dengan berdiri, sampai di juluki edan. Ya dampak yang bisa menaikkan ratingnya dulu ( pada jamannya ).
Contoh lainnya yaitu seorang pedagang yang bernama muhammad, yang pada umumnya pedagang yang ada di pasar berdagang dengan cara berbohong .
ü  Pakem pertama yang meng-indikasikan barang yang bagus di bilang bagus, dan barang jelek di bilang bagus.
ü  Pakem kedua, barang yang bagus dibilang bagus, dan barang jelek dibilang tigdak tahu.
ü  Pakem ketiga, di sampaikan apa adanya . Dan
ü  Pakem ke empat, kejelakan yang dimilika lah yang di sampaikan, kejelekan disampai kan di awal, dan barulah kebaikan belakangan.


Dan yang di pakai muhammad untuk berdagang adalah pakem yang nomer 4 . disini dosen saya memberi contoh dengan nama muhammad . tanpa ada nabi di depannya. Saya pikir ini penamaan contoh nama salah seorang masyarakat/pedagang biasa.

ok. ini ada sumber baru yang baru saya baca barusan . klik disini

Artikel Terkait:

2 Comments:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

tes ping |o|

Posting Komentar

Monggo sarannya