Selasa, 22 Desember 2015

ibu

https://video-sin1-1.xx.fbcdn.net/hvideo-xlp1/v/t42.1790-2/12288858_885186914934200_1090204636_n.mp4?efg=eyJ2ZW5jb2RlX3RhZyI6InNkIn0%3D&oh=196b94904aa7319b3c3564d09a3d8e87&oe=5679A8F7

Jumat, 18 Desember 2015

masa kecil



Bismillah
Malem bro, gimana kabar lo semua ?? semoga lebih baik dari hari – hari sebelumnya ya.. amin..
Udah lama gue gak ngepos, gue terlalu sibug dengan tugas kampus , ya lo tau sendiri lah, tugas kelompok rasa individu ,apalagi gue juga harus kerja. What ?? iya bro, gue udah mulai kerja sekitar bulan lalu, semacam pendataan gitu, awalnya sih gue agak gimana gitu karena ini kali pertama gue nerima uang dari hasil jerih payah gue. YANG DIAKUI BANYAK ORANG !! makstnya ?? . ya gue cari keringat terkait dengan beberapa orang penting  ( gue gak berani terlalu detail , karena bisa jadi kalo detail bisa ke muncul di halaman pertama mesin google dan itu menjadi permaslahan tersendiri buat gue) . seinget gue, dulu gue nerima uang dari jualan kelereng. Ya lo paham lah maksut gue itu permaian yang menyenangkan, alhamdullah gue punya insting dan kemampuan yang mumpuni dikelas amatir dalam permainan kelereng . Settdaaah ngomong apa lu
Sampai sekarang pun gue masih nyimpen tu kelereng – kelereng gue, hamper 300an kelreng. pernah sih diminta ponakan – ponakan gue yang kecil. Tapi gak gue kasih, menurut gue kelereng – kelereng itu sudah menjadi asset berharga buat gue, kenangan – kenangan masa kecil gue akan terputar lagi ketika gue pegang – pegang tu kelereng ddan gue hirup udara secara perlahan , gue ngerasaain suasana diwaktu kecil gue. Dan itu suatu hal yang menyenagnkan tersendiri buat gue.
Gue emang pecinta kenangan ya bro, ya maksutnya gue menghargai semua yang udah gue jalanin. Gue gak bakal ngelupain. Kecuali kenangan mantan :V .. ya dicerita / postingan gue yang lalu gue sudah sempat nyindir tentang masa lalu gue.
Sebenarnya gue turut prihatin dengan anak – anak jaman sekrang ya bro,  “Terbudak” oleh gadget. Miris gue ngeliatnya. Menurut gue ini karena life style modernisasai yang kurang pengawasan dan minim nya perhatian dari orang – orang yang tersayang khususnya orang tua. Mau merhatiin gimana, orang tuanya aja mainan facebook sekarang. Kalo mau negur tu bocah harus bikin status dulu “punya anak kok bawaanya mainan hp mulu gak belajar bikin PR” , dikomen lagi sama anaknya “ya kan mama juga asik sendiri sama brondongnya wkwkw :V” pan repot
jarang banget permainan – permainan yang dulu gue mainin yang kental akan eratnya rasa kekeluargaan . dan sekarang yang ada hanya game individu. Main coc aja malah berantem.
Next time gue bakal kasih sekalian permaianan2 jaman dulu, sekaligus nyelesain ni cerita di part 2 . udah ngantuk gue.

Rabu, 16 Desember 2015

handmade dorro

insyaallah ini akan menjadi usaha saya nanti.
dengan brand DORRO . handmade dompet dan binder

Senin, 02 November 2015

pph 24

PPh Pasal 24 (Kredit Pajak Luar Negeri) ini diperuntukkan bagi Wajib Pajak Dalam negeri, penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan adalah seluruh penghasilan, baik penghasilan yang diterima atau diperoleh dari Indonesia maupun luar negeri (world wide income). Atas penghasilan yang diperoleh dari luar negeri, biasanya juga dikenakan pajak oleh negara tempat penghasilan tersebut diperoleh. Hal ini akan menimbulkan pajak berganda internasional. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak pajak berganda internasional tersebut, Pasal 24 Undang-Undang Pajak Penghasilan mengatur bahwa pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan yang diperoleh atau diterima dari luar negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang di dalam negeri pada akhir tahun. Namun, besarnya kredit pajak luar negeri tersebut tidak boleh melebihi penghitungan pajak terutang menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Terima kasih atas kunjungannya

Sabtu, 17 Oktober 2015

tes


ini serius ?

mungkin sistemnya yang salah -_-

Penyusunan anggaran

A.     PENGANGGARAN
Penganggaran adalah proses menyusun anggaran. Anggaran adalah hasil penganggaran. Rencana dapat dinyatakan dalam angka (kuantitatif) tetapi dapat juga tidak dinyatakan dalam angka, umumnya dalam satuan mata uang. Penganggaran sangat erat hubungannya dengan akuntansi, karena penganggaran merupakan salah satu bidang akuntansi dan termasuk bagian akuntansi manajemen.
Penganggaran meliputi penganggaran perusahaan dan penganggaran sektor publik. Penganggaran perusahaan berarti penganggaran untuk organisasi yang bertujuan

e-Comerce

RINGKASAN
Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik sepertii nternet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai

Senin, 12 Oktober 2015

gue dan organisasi

Bismillah..
Siapa sih yang gak mau jadi aktivis kampus, jadi bagian dari tulang punggung meraih piala – piala atau sekedar penghargaan  demi mengharumkan kampus. Iri sih iya, karena gue gak sebahagia mereka, gue gak sebebas mereka.. karena permasalahan ku waktu awal kuliah yang sudah gue ceritain di kesempatan yang lalu, kuliah gue bak seekor tikus yang berusaha keluar dari kurungan. Gue mencaoba merajut aja, gue tata kembali cita – cita yang

Belum ada judul nih




Bismillah
Gimana kabarnya bro ?? gue yakin keadaan lo semua tambah lebih baik dari sebelumnya. Amin

Sebelumnya sebelum lo mulai baca, gue  recomanded lo puter tu lagu steven jam – Kembali . kalo lo gak punya donlod dulu gih.. sebenernya gue mau cerita – cerita tentang arti bahagia dan cerita cinta ato cuman tips – tips kuliah ala ala gue cuman feelnya belom dapet dapet buat

Kamis, 08 Oktober 2015

konsep Aktiva syariah

Ketentuan Pengakuran dan Pengukuran pada Akuntansi Murabahah adalah sebagai berikut:


A. Akuntansi untuk Penjual:
(1) Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan.

(2) Pengukuran aset murabahah setelah perolehan adalah sebagai berikut: (a) jika murabahah pesanan mengikat: (i) dinilai sebesar biaya perolehan; dan (ii) jika terjadi penurunan nilai aset karena usang, rusak atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset: (b) jika murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat: (i) dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah; dan (ii) jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, selisihnya diakui sebagai kerugian.

(3) Potongan pembelian aset murabahah diakui sebagai berikut: (a) jika terjadi sebelum akad murabahah, sebagai pengurang biaya perolehan aset murabahah; (b) jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati, bagian yang menjadi hak nasabah: (i) dikembalikan kepada nasabah jika nasabah masih berada dalam proses penyelesaian kewajiban; atau (ii) kewajiban kepada nasabah jika nasabah telah menyelesaikan kewajiban; (c) jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang menjadi bagian hak lembaga keuangan syariah diakui sebagai tambahan keuntungan murabahah; (d) jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam akad diakui sebagai pendapatan operasi lain.

(4) Kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembalian potongan pembelian akan tereliminasi pada saat: (a) dilakukan pembayaran kepada pembeli sebesar jumlah potongan setelah dikurangi dengan biaya pengembalian; atau (b) dipindahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli sudah tidak dapat dijangkau oleh penjual.

(5) Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan aset murabahah ditambah keuntungan yang disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang.

(6) Keuntungan murabahah diakui: (a) pada saat terjadinya akad murabahah jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh sepanjang masa angsuran murabahah tidak melebihi satu periode laporan keuangan; atau (b) selama periode akad secara proporsional, jika akad melampaui satu periode laporan keuangan.

(7) Jika menerapkan pengakuan keuntungan secara proporsional, maka jumlah keuntungan yang diakui dalam setiap periode ditentukan dengan mengalikan persentase keuntungan terhadap jumlah piutang yang jatuh tempo pada periode yang bersangkutan. Persentase keuntungan dihitung dengan perbandingan antara margin dan biaya perolehan aset murabahah. Alokasi keuntungan dengan menggunakan metode didasarkan pada konsep nilai waktu dari uang (time value of money) tidak diperkenankan karena tidak diakomodasikan dalam kerangka dasar.
(8) Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang melunasi tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati diakui dengan menggunakan salah satu metode berikut: (a) jika diberikan pada saat penyelesaian maka penjual mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah; atau (b) jika diberikan setelah penyelesaian, penjual terlebih dahulu menerima pelunasan piutang murabahah dari pembeli, kemudian penjual membayar potongan pelunasan kepada pembeli dengan mengurangi keuntungan murabahah.

(9) Potongan angsuran murabahah diakui sebagai berikut: (a) jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah; (b) jika disebabkan oleh penurunan kemampuan pembayaran pembeli diakui sebagai beban.

(10) Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan.

(11) Pengakuan dan pengukuran uang muka adalah sebagai berikut: (a) uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima; (b) pada saat barang jadi dibeli oleh pembeli, uang muka diakui sebagai pembayaran piutang; dan (c) jika barang batal dibeli oleh pembeli, uang muka dikembalikan kepada pembeli setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual.


B. Akuntansi Pembeli Akhir:
Akuntansi Pembeli Akhir memiliki ketentuan sebagai berikut:
(1) Utang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai utang murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan).
(2) Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan.
(3) Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional dengan porsi utang murabahah.
(4) Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan utang murabahah sebagai pengurang beban murabahah tangguhan.
(5) Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan akad diakui sebagai kerugian.
(6) Potongan uang muka akibat pembeli akhir batal membeli barang diakui sebagai kerugian.

sumber

Minggu, 04 Oktober 2015

Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI).

Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI).

Adalah suatu badan otonon islam internasional nirlaba yang menyediakan standard accounting , auditing , governance serta syariah bagi lembaga keuangan islam .
AAOIFI dibentuk berdasarkan kesepakatan yang ditanda tangani oleh lembaga-lembaga keuangan islam (Islamic financial institution) pada 1 Safar 1410 H (26 Februari 1990) di Aljazair dan tedaftar pada Negara Bahrain tanggal 11 Ramadhan 1411 H (27 Maret 1991).
Tujuan AAOIFI :
1). Mengembangkan accounting , auditing, governance serta etika yang berkaitan dengan kegiatan lembaga keuangan islam dengan mempertimbangkan praktik dan standar internasional yang sesuai dengan hukum-hukum syariah.
2). Menyebarluaskan accounting, auditing , governance serta etika yang

perbedaan wa’ad dengan akad

Fikih muamalat Islam membedakan antara wa’ad dengan akad. Wa’ad adalah janji (promise) antara satu pihak kepada pihak lainnya, sementara akad adalah kontrak antara dua belah pihak. Wa’ad hanya mengikat satu pihak, yakni pihak yang memberi janji berkewajiban untuk melaksanakan kewajibannya. Sedangkan pihak yang diberi janji tidak memikul kewajiban apa-apa terhadap pihak lainnya. Dalam wa’ad, terms and

Sabtu, 03 Oktober 2015

AKUNTANSI SYARI’AH ANTARA IDEALISME, PRAGMATISME DAN REALITAS

Kehadiran lembaga keuangan syariah yang kini berkembang pesat membawa pembaharuan yang sangat positif bagi tata sistem keuangan di dunia saat ini.  Sebagai representasi dari hukum dan sistem ekonomi islam (muamalah), lembaga keuangan syariah membawa nilai-nilai positif dalam berekonomi. Nilai tersebut didasarkan kepada al-Qur’an dan al-Hadits, yakni nilai ketuhanan, keadilan dan kemakmuran, khilafah dan tanggungjawab serta bebas dalam bertindak.

Konsep aktiva konvensional

  Karakteristik Aktiva
Karakteristik aktiva tersebut berhubungan dengan definisi aktiva. Aktiva perli didefinisikan karena definisi tersebut akan digunakan untuk mengidentifikasikan peristiwa ekonomi yang harus diukur, diakui dan dilaporkan dalam neraca. Karakteristik aktiva tersebut yaitu :
a.       Adanya karakteristik manfaat di masa mendatang ( pemakaian dapat berbeda-beda seperti potensi jasa dan sumber-sumber ekonomi ).

skripsi syariah

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAKSI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
D. Batasan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN PENELITIAN TERDAHULU
1. Beberapa Rumusan Tentang Definisi Aktiva . . . . . . . . . . . . . . .9
2. Penilaian Aktiva dalam Perspektif Akuntansi Syari’ah . . . . .12
B. LANDASAN TEORI
1. Tujuan Akuntansi Syari’ah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .13
2. Prinsip-Prinsip Akuntansi Syari’ah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
3. Harta dalam Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25
a) Makna Harta . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .25
b) Kaidah-Kaidah Ekonomi Sehubungan dengan Harta
dalam Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
c) Pengklasifikasian Harta dalam Islam . . . . . . . . . . . . 33
d) Penilaian Harta dalam Zakat & Maurus . . . . . . . . . 34
BAB III. METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .42
B. SUMBER DATA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .43
C. TEKHNIK PENGUMPULAN DATA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43
D. TEKHNIK ANALISA DATA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Wacana Akuntansi Syari’ah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45
B. Aktiva dalam Perspektif Akuntansi Syari’ah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48
1. Karakteristik-Karakteristik Aktiva . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48
2. Definisi Aktiva dalam Perspektif Akuntansi Syari’ah . . . . . . 62
C. KONSEP PENILAIAN AKTIVA DALAM PERSPEKTIF
AKUNTANSI SYARI’AH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 63
1. Tujuan Penelitian Aktiva . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .64
2. Dasar Penilitian Aktiva dalam Perspektif Akuntansi Syari’ah
3. Tinjauan Dasar Penilian Aktiva Terhadap Dua Harga
Pertukaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .73
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

sumber 

Sejarah akuntasi syariah

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Hampir seluruh “peta” akuntansi Indonesia merupakan pengaruh dari Barat.Akuntansi konvensional (Barat) di Indonesia bahkan telah diadaptasi tanpa perubahan berarti.Hal ini dapat dilihat dari sistem pendidikan, standar, dan praktik akuntansi di lingkungan bisnis.Kurikulum, materi dan teori yang diajarkan di Indonesia adalah akuntansi pro Barat.Semua standar akuntansi berinduk pada landasan teoritis dan teknologi akuntansi IASC (International Accounting Standards Committee). Dunia bisnis juga tidak  kalah, semua aktivitas dan sistem akuntansi juga diarahkan untuk

sejarah akuntansi syariah

1.1 PENDAHULUAN Mempelajari sejarah dan perkembangan suatu ilmu merupakan hal yang sangat penting. Banyak hal yang dapat diperoleh dari kajian sejarah. Walaupun memang dalam pembahasan suatu sejarah dan perkembangan tersebut terdapat beberapa versi. Sejarah dan perkembangan akuntansi membuat akuntan masa kini menghargai kontribusi pemikiran terdahulu. Sejarah juga dapat berbicara tentang proses perkembangannya hingga sampai pengembangan masa kini. Pentingnya mempelajari sejarah adalah untuk memahami praktik dahulu, sekarang dan prediksi masa depan.
 1.2 EVOLUSI DOUBLE ENTRY-BOOKKEEPING Jantung akuntansi keuangan modern ada pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem ini melibatkan pembuatan paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit pada suatu rekening, dan satu kredit terkait pada rekening lain. Jumlah keseluruhan debit harus selalu sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan memudahkan pemeriksaan jika terjadi kesalahan.
1.2.1 SEJARAH AWAL AKUNTANSI Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik -sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping)- sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 - 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya yang berjudul “Summa de Arithmatica Geomaria, Proportioni et Proportionalita” di Venice, Itali. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543. Pendapat mayoritas ilmuwan menyebutkan bahwa sistem pencatatan sederhana telah ada kurang lebih tahun 3000 SM. Pada waktu tersebut sudah terbentuk peradaban tua yaitu peradapan Kaldea-Babilonia, Asiria, dan Samaria yang dikenal sebagai pembentuk sistem pemerintahan pertama di dunia, pembentuk sistem bahasa tulisan tertua, dan pembuat catatan tertua. Terdapat juga peradapan Mesir yang terkenal dengan sistem perputaran mesin keuangan dan departemen. Peradapan lain yaitu Cina, dengan akuntansi pemerintahan yang memainkan peran kunci dalam dinasti Chao (1122 – 256 SM). Kemudian peradapan Yunani dengan manajer estat Appoloniusnya yang bernama Zenon yang memperkenalkan sistem akuntansi pertanggungjawaban yang luas pada tahun 256 SM. Peradaban Roma juga turut andil dalam pengembangan sistem pembukuan yang ditunjukkan dengan hukum yang menentukan bahwa pembayar pajak harus membuat laporan posisi keuangan dan hak warga negara tergantung pada tingkat kekayaan. Tidak mungkin dilupakan adalah peran dari bangsa Arab atas sumbangan yang sangat berharga, yaitu sistem numerik yang jauh lebih sederhana dari pada sistem numerik romawi. Tak bisa terbayangkan apabila sistem akuntansi yang telah mencapai transaksi trilyunan masih menggunakan sistem angka romawi. Apabila ditelusuri lagi, sistem penemuan akuntansi (double entry) pertama adalah para pedagang. Para pedagang inilah yang dengan cepat menyebarkan sistem akuntansi. Tak ada yang bisa menyangkal sebuah kebenaran bahwa bangsa Arab adalah bangsa pedagang ulung dan nabi Muhammad sendiri sejak masih remaja ikut melakukan perjalanan perniagaan. Peradaban Mesir juga merupakan pemegang kendali perdagangan dunia pada masanya. Sebuah peradaban dengan perdagangn yang diterima dunia tidak mungkin tidak mempunyai sistem perakuntasian yang memadai. Kehadiran pembukuan pada berbagai peradapan tersebut di atas masing-masing telah memenuhi prasyarat tujuh prakondisi yang dikemukakan oleh C. Littleton. Tujuh prasyarat tersebut adalah: seni menulis, Aritmatika, kekayaan individu, uang sebagai perantara dalam perekonomian, transaksi kredit, perniagaan dan modal. Sebenarnya buku pertama tentang pembukuan berpasangan muncul pada tahun 1340 oleh Massari dari Genoa. Pembukuan berpasangan ini mendahului Paciolo kurang lebih dua ratus tahun. Bahkan Raymond de Rover menggambarkan perkembangan awal akuntansi di Itali yaitu pada pencapaian pedagang-pedagang Itali kira-kira antara 1250 – 1400 dengan pembukuan berpasangan. Di Itali juga disebutkan bahwa penggunaan akuntansi sebagai pengendalian manajemen sejak 1400. Perkembangan akuntansi saat itu juga telah mengenalkan cost, accrual dan deferred. Bentuk-bentuk dasar akuntansi berpasangan yang belum sempurna telah ada dalam peradaban Inca kuno dalam tahun 1577. Adanya fakta-fakta tersebut mengukuhkan bahwa peradapan-peradaban kuno telah mengawali pembukuan jauh sebelum buku pastor Itali, Luca pacioli, terbit. 1.2.2 KONTRIBUSI LUCA PACIOLI DAN PENGARUH ILMUWAN MUSLIM Gambar 1.1: Luca Pacioli (sumber:www.wikipedia.com) Dalam berbagai literatur disebutkan bahwa akuntansi lahir dari tangan seorang pendeta Itali yang bernama Luca Pacioli yang juga terkenal sebagai bapak Akuntansi. Pada tahun 1949 pacioli menerbitkan buku yang berjudul ”Summa de Arithmatica, Geometrica, proportioni at Proportionalita” di Venice Itali. Buku tersebut memuat 36 bab yang diantaranya terdapat dua bab dengan judul De Computis et Scripturis yang menyebutkan double entry bookkeeping system. Pacioli bukanlah orang yang menemukan pembukuan berpasangan, tetapi menuliskan dan menggambarkan praktik yang sudah ada. Dia menyebutkan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk memberikan informasi yang tepat waktu kepada pedagang tentang harta dan kewajibannya. Dia mengatakan, “Semua pencatatan….harus dilakukan secara secara berpasangan, yaitu bahwa, jika Anda membuat seseorang sebagai kreditor, Anda juga harus membuat orang lain sebagai debitor”. Sebuah transaksi tidak hanya berpengaruh pada suatu rekening tetapi juga akan berpengaruh terhadap rekening yang lain. Tiga buku yang digunakan yaitu: memorandum, jurnal dan buku besar. Pacioli juga menyarankan untuk membuat catatan diskriptif yang tidak hanya menyebutkan nama pembeli dan penjual, ukuran, berat dan harga barang tetapi juga menyebutkan syarat pembayaran secara kas atau tangguh (kredit). Disebutkan juga mata uang serta nilai konversinya. Di saat yang sama dikarenakan waktu kongsi pendek, Pacioli juga menuliskan penghitungan profit yang periodik dan penutupan buku. Berikut nasihat yang diberikan: ”Adalah baik untuk menutup buku setiap tahun, khususnya jika Anda dalam kerjasama dengan orang lain. Akuntansi membuat persahabatan berlangsung lama” Secara umum buku Pacioli tersebut adalah sumbangan besar bagi sejarah dan perkembangan akuntansi. Walaupun beberapa literatur menyebutkan bahwa sebenarnya Pacioli bukanlah orang pertama yang menulis tentang akuntansi dan pembukuan berpasangannya. Riahi-Belkoui (2000) menyebutkan bahwa buku pertama tentang pembukuan berpasangan muncul pada tahun 1340 oleh Massari dari Genoa. Pacioli sendiri mengakui bahwa metode pencatatan pembukuan telah digunakan ratusan tahun sebelumnya. Pacioli mengaku melakukan penjiplakan dari bahan manuskrip. Prof. Dr. Omar Abdulllah Zaid menyebutkan bahwa sebelum munculnya buku Pacioli ada sebuah manuskrip yang ditulis pada tahun 765 H/1363 M yang menyebutkan dan menegaskan penggunaaan akuntansi dan pengembangannnya di negara muslim. Manuskrip ini ditulis oleh penulis muslim, Abdullahh bin Muhammad bin Kayak Al Mazindarani yang diberi judul ”Risalah Falakiyah Kitab As Siyaqat”. Tulisan ini disimpan di perpustakaan Sulaiman Al Qanuni di Istambul Turki. Di bagian manuskrip dengan nomor 2756 memuat akuntansi di negara Islam. Tulisan-tulisan tentang pembukuan berpasangan tidak terlepas dari perkembangan ilmu aritmatika dan penemuan angka nol. Aritmatika yang mengembangkan persamaan Aljabar/Algebra yang merupakan hasil ijtihad Aljabr, pemikir muslim pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Demikian juga penemuan angka nol juga oleh cendekiawan muslim, Al khawarizmi yang dikenal Algoritma. Buku Pacioli sendiri sebenarnya bukanlah buku yang secara khusus membahas pembukuan berpasangan, namun lebih kepada pembahasan Aritmatika dan ilmu matematika yang lain. Padahal jauh sebelumnya penulisan yang dilakukan oleh Pacioli, Al Jabr dan Al Khawarizmi telah mendahului dengan penemuan-penemuan yang kontribusinya sampai saat ini masih digunakan secara luas. Pada dinasti Abbasiyah sekitar abad ke-9 peradaban Islam telah memegang kendali peradaban dunia, baik dari segi perdagangan maupun ilmu pengetahuan. Jika ada klaim bahwa pembukuan berpasangan pertama adalah di Itali, perlu adanya keraguan karena pada masa sebelumnya diterbitkan buku Pacioli, perdagangan barat tidaklah menonjol bahkan sebelumnya dunia barat mengalami Dark Ages. 1.2.3. PERKEMBANGAN PEMBUKUAN BERPASANGAN Memang harus diakui bahwa penulisan dan penerbitan buku Summa de Arithmatica, Geometrica, proportioni at Proportionalita membawa pengembangan akuntansi khususnya pembukuan berpasangan. Cushing menggambarkan secara garis besar rangkaian tahapan perkembangan pembukuan berpasangan sebagai berikut: 1. Sekitar abad ke-16 teknik pembukuan sedikit mengalami perubahan, yaitu terlihat nyata adalah pengenalan jurnal khusus untuk mencatat tipe-tipe transaksi yang berbeda. Yamney juga mengemukakan penggunaan buku-buku pembantu khusus. 2. Evolusi praktik pelaporan keuangan periodik pada abad ke-16 dan ke-17. Terjadi juga evolusi personifikasi akun dan transaksi sebagai upaya untuk membuat aturan debit dan kredit menjadi lebih masuk akal. 3. Penerapan sistem berpasangan diperluas dalam tipe organisasi yang berbeda. Peragallo menyebutkan pada periode 1559-1795 perluasan pembukuan berpasangan juga diterapkan dalam negara dan biara. Kritik terhadap pembukuan berpasangan sudah mulai terlihat luas yang mendorong dimulainya riset teoritis. 4. Pada abad ke-17 penggunaan akun persediaan terpisah untuk tipe barang yang berbeda. Contohnya barang persediaan konsinyasi terpisah dengan yang lain, demikian juga dengan barang dalam perjalanan dan barang dalam persekutuan (Yamey). 5. Dimulai dengan East India Company dalam abad ke-17 dan pertumbuhan korporasi yang berkelanjutan akibat dari revolusi industri, menjadikan akuntansi mendapat perhatian yang lebih lagi. Terbukti adanya pengembangan akuntansi biaya, pengakuan pada konsep continuity, periodicity, dan sistem accrual. 6. Metode perlakuan aset tetap yang dikembangkan sebelum abad ke-18. Menurut Yamey: ”Pertama, aset dibawa ke periode berikutnya dan selisih antara pendapatan dan beban secara umum dimasukkan ke dalam aset, ditransfer ke akun profit and loss pada tanggal neraca. Kedua, pengeluaran awal dan pengeluaran lainnya serta penerimaan di tutup pada tanggal neraca dan selisih antara debit dan kredit dibawa ke periode berikutnya. Ketiga, aset dinilai kembali naik dan turunnya pada tanggal neraca, kemudian hasilnya dibawa ke periode berikutnya dan perbedaan saldonya di poskan ke akun profit and loss. 7. Sampai dengan abad ke-19, depresiasi kekayaan diperlakukan sebagai barang dagangan yang tidak terjual. Meskipun tidak banyak digunakan, Saliero pada tahun 1915, membuktikan adanya metode depresiasi garis lurus, metode menurun, sinking fund dan anuitas serta metode cost unit. Setelah tahun 1930-an beban depresiasi menjadi lebih umum. 8. Akuntansi biaya hadir pada abad ke-19 sebagai akibat revolusi industri. Akuntansi biaya dimulai pada industri-industri tekstil pada abad ke-15.D. R. Scott mencatat konsekuensi pabrik tekstil dalam The Cultural Significance of Account yang menyebutkan munculnya akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur. 9. Perkembangan teknik akuntansi untuk pembayaran di muka dan akrual untuk memungkinkan dilakukannya komputasi profit periodik terjadi pada paruh kedua abad ke-19. 10. Perkembangan laporan dana terjadi pada paruh kedua abad ke-19 dan abad ke-20. 11. Pada abad ke-20 terjadi perkembangan metode-metode akuntansi yang menyangkut isu-isu kompleks, dari masalah komputasi earnings per lembar saham, akuntansi untuk komputasi bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa guna jangka panjang dan pensiun, sampai masalah akuntansi yang krusial untuk produk baru dari rekayasa keuangan. 1.3 PERKEMBANGAN PRINSIP AKUNTANSI DI USA Berbagai kelompok di USA, secara terus-menrus melakukan kajian-kajian untuk mengembangkan akuntansi. Pengujian dan analisa kritis dilakukan terhadap teori-teori dan prinsip-prinsip akuntansi. Ada empat fase dalam pengembangan akuntansi yang dapat diidentifikasi. Pada fase pertama (1900 – 1933) manajemen sepenuhnya mengendalikan pemilihan informasi keuangan yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Fase kedua (1933 – 1959) dan fase kedua (1959 -1973) lembaga-lembaga professional telah memainkan perannya dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Pada fase fase (1959 – sekarang) Financial Accounting Standard Board (FASB) dan berbagai kelompok penekan pendorong terjadinya politisasi akuntansi. 1.4 PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI INDONESIA Jejak sejarah akuntansi di Indonesia bisa ditelusuri ketika Belanda ‘beroperasi’ di Indonesia. Sebelum itu, tepatnya zaman kejayaan kerajaan Majapahit, kerajaan Sriwijaya, dan kerajaan Mataram tidak ada tanda khusus ataupun tulisan yang mensiratkan penerapan akuntansi. Kendati demikian menurut Sukoharsono (Harahap, 2005:49) menilai bahwa akuntansi masuk ke Indonesia ketika pedagang Arab mendarat dan mengadakan transaksi di wilayah Nusantara. Dalam buku Teori Akuntansi-nya Harahap menyatakan ada 2 periodisasi perkembangan akuntansi di Nusantara, yaitu zaman Penjajahan dan zaman Kemerdekaan. 1. Zaman Kolonial Sebelum Belanda resmi menjajah Indonesia (1800-1942), perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal dengan nama Vereenigde Oost Indish Compagnie (VOC) telah berdiri pada tahun 1602. VOC tersebut merupakan peleburan 14 Maskapai yang beroperasi di Hindia Timur. Pada tahun 1619 VOC membuka cabang di Batavia dan tempat-tempat lain di Indonesia. Kemudian pada abad ke-18 mengalami kemunduran hingga akhirnya VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Berkaitan dengan transaksi dagang rempah-rempah yang dilakukan VOC sudah bisa dipastikan Maskapai Belanda tersebut telah melakukan pencacatan. Sehubungan dengan hal tersebut, Ans Saribanon Sapiie (harahap, 2005: 50) mengemukakan bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti otentik mengenai pencatatan pembukuan di Indonesia paling dilakukan menjelang abad ke-17. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya sebuah instruksi Gubernur Jenderal VOC pada tahun 1642 yang mengharuskan dilakukan pengurusan pembukuan atas penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, dan jumlah uang yang diperlukan untuk pengeluaran (ekspoitasi) garnisun-garnisun dan galangan kapal yang ada di Batavia dan Surabaya. Pada zaman penjajahan Belanda (setelah bubarnya VOC), catatan pembukuan menekankan pada mekanisme debit kredit, yang dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit di Batavia yang bergerak di bidang peredaran candu atau morfin. Selanjutnya berdiri juga perusahaan-perusahaan Belanda yang membuka perwakilan di Indonesia. Untuk catatan pembukuannya merupakan modifikasi sistem Venice-Itali, dan tidak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk mengembangkan system pencatatan tersebut. Sedangkan, segmen bisnis menengah ke bawah dikuasai oleh pedagang-pedagang keturunan antara lain ada Cina, India dan Arab. Sejalan dengan hal tersebut penyelenggaraan pembukuan dipengaruhi oleh sistem etnis masing-masing. Menurut Hadibroto (Harahap, 2005: 51) mengikhtisarkan pembukuan asal etnis sebagai berikut: a. Sistem pembukuan Cina terdiri dari lima kelompok, yaitu: Sistem Hokkian (Amoy), system Kanton, system Hokka, system Tio Tjoe/system swatoe, system gaya baru b. Sistem pembukuan India atau system Bombay c. Sistem pembukuan Arab atau Hadramaut Adapun dalam masa penjahahan Jepang (1942 – 1945) pembukuan tidak mengalami perubahan yang cukup berarti, tetap menggunakan pola Belanda. Karena banyak orang Belanda yang ditangkap oleh Jepang, maka tenaga pengajar untuk sistem pembukuan berkurang. Pada masa tersebut tercatat yang menjadi tenaga pengajar pembukuan adalah J.E de I’duse, Akuntan, Dr. Abutari, Akuntan, J.D Massie dan R.S. Koesoemoputra. Jepang juga mengajarkan pembukuan dalam huruf kanji tetapi tidak diajarkan pada orang-orang Indonesia. 2. Zaman Kemerdekaan Sebagai daerah bekas jajahan Belanda, kondisi praktik pembukuan dan perkembangan pemikiran akuntansinya sangat dipengaruhi oleh pola Belanda samapi dasawarsa 1960-an. Sistem tersebut lebih dikenal dengan nama tata buku. Di dunia pendidikan tinggi akuntansi pola Belanda ini sangat berpengaruh dalam kurikulum pengajarannya sampai dengan pertengahan dasawarsa tahun 1970-an. Dalam masa itu, untuk memperoleh gelar akuntan harus melalui sistem panjang dengan lama pendidikan 6 tahun, yaitu 4 tahun untuk studi ekonomi perusahaan (manajemen) dan 2 tahun untuk studi akuntansinya. Buku yang dipergunakan dalam pengajaran tersebut adalah buku teks karangan Belanda yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh R. Soemita Adikoesoemah, yaitu antara lain Tata Buku oleh Amaniuli; Tata Buku Lanjutan (Vooretgezet Boekhouden) oleh Dr. A.J.A. Prange; Administrasi Perusahaan Modern (APM); Teori Ilmu Biaya dan Neraca oleh Prof. Dr. Mey Jr; Ilmu Biaya dan Harga Pokok oleh Van Der Schroef; Ilmu Neraca (Bedrijfshuis houndkonde-Balansleer) oleh Dr. O. Bakker; Dasar-Dasar Organisasi Administrasi oleh J. Van Nimwegen: Pengantar Kontrol bagi Akuntan (Inleiding Tot de Leer van de Accountantscontrole) oleh J.E. Spinosa Catella dan L.G. Van Der Hoek. Tingkat pendidikan menengah SMEA dan SLTA/SMU, buku pegangannya adalah Tata Buku-Amaniuli dan Hitung Dagang saduran Effendi Harahap maupun buku-buku karangan Z.A. Moechtar. Pengajaran Tata Buku berlangsung hingga dasawarsa 1970-an, ditandai dengan terbitnya Tata Buku dalam Masa Pembangunan, dan Hitung Dagang karangan Z.A. Moechtar, yang terutama digunakan lembaga-lembaga kursus Bond A (A1 dan A2), Bond B dan APM. Pada tahun 1905 mulai berdatangan perusahaan-perusahaan asing seperti Shell (Inggris), Caltex, dan Stanvak (AS). Sejalan dengan itu, penerapan akuntansi di Indonesia mulai dipengaruhi oleh perusahaan asing tersebut, khususnya Amerika Serikat. Pola Amerika Serikat ini semakin kuat menggeser pola Belanda setelah Indonesia memutus hubungan diplomasi dengan Belanda terkait masalah konfrontasi Irian Jaya pada tahun 1957. Pada tanggal 23 Desember 1957 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) berdiri di Jakarta. IAI berhasil menyusun dan Menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada tahun 1973, dengan maksud antara lain: menghimpun prinsip-prinsip yang lazim berlaku di Indonesia dan sebagai prasarana bagi terbentuknya pasar uang dan modal di Indonesia. Ketika itu bagi perusahaan yang akan go public harus menyusun laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia. Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1973 adalah hasil kerja panitia penghimpun bahan-bahan dan striktur dari Generally Accepted Accounting Principles dan Generally Acceptes Auditing Standard yang terdiri dari dewan penasihat panitia kerja. Pengkodifikasian prinsip akuntansi tersebut disahkan pada konggres III tanggal 2 Desember 1973, yaitu menjelang adanya pasar uang dan modal. Adapun bahan-bahan yang digunakan menghimpun Prinsip Akuntansi 1973 adalah sebagai berikut: 1. Buku prinsip-prinsip akuntansi yang diterbitkan Direktorat Akuntan Negara, Direktorat Jenderal Pengawasan keuangan Negara (DJPKN), Departemen Keuangan RI yang sekarang bernama BPKP. 2. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprise, oleh Paul Grady, diterbitkan oleh AICPA 3. Opinions of Accounting Principles Board, diterbitkan oleh AICPA 4. Kumpulan dari Accounting Research Bulletin (ARBs), diterbitkan oleh AICPA 5. A Statement of Australian Accounting Principles, diterbitkan oleh Accounting and Auditing Research Committee dari Accountancy Research Foundation 6. Wet op de Jaarekening van Ondernemingen, diterbitkan oleh NIVRA 7. Beberapa Literatur lainnya. Prinsip Akuntansi 1973 disempurnakan kembali dengan adanya Prinsip Akuntansi 1984. Dalam Prinsip baru ini prinsip-prinsip yang memerlukan penjabaran lebih lanjut diatur dengan “pernyataaan” tersendiri. Sehubungan dengan hal itu, komite PAI-PAI mulai tahun 1986 menerbitkan serangkaian Pernyataan PAI dan Interpretasi PAI untuk mengambangkan, menambah, mengubah serta menjelaskan standard keuangan yang berlaku, yang merupakan bagian yang terpisahkan dari prinsip Akuntansi 1984. Prinsip Akuntansi 1984 kemudian diganti dengan Prinsip Akuntansi 1994 yang mengadopsi pernyataan resmi (Pronouncements) International Accounting Standard Committee (IASC). Kemudian IAI menerbitkan dua buku, yaitu Standar Akuntansi Keuangan 1994, yang berisi Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dan Seperangkat Standar Akuntansi Keuangan, terdiri 35 pernyataan yang setaraf standar internasional. Kerangka dasar dan seperangkat penyusunan terebut, merupakan landasan yang dianggap kokoh untuk penegmbangan labih lanjut. Berlaku untuk penyusunan laporan keuangan mencakup periode laporan yang dimulai atau setelah tanggal 1 Januari 1995. 1.5 AKUNTANSI DAN KAPITALISME Kaitan antara akuntansi dan kapitalisme ini dikenal dengan tesis Sombart atau Sombart Argument. Tesis ini merupakan tesis perluasan Tesis Max Weber. Tesis Sombart menunjukkan bahwa transformasi asset menjadi nilai abstrak dan ekspresi kuantitatif hasil aktivitas usaha, akuntansi sistematik dalam bentuk pembukuan berpasangan memungkinkan, pertama, pengusaha kapitalistik untuk merencanakan, mengatur, dan mengukur dampak aktivitasnya; dan kedua, untuk pemisahan pemilik dan usaha itu sendiri, sehingga memungkinkan pertumbuhan korporasi. Di sisi lain Yamey mengindikasikan bahwa pengusaha dalam abad ke-16 sampai ke-19 tidak menggunakan sistem pembukuan berpasangan untuk mengikuti perkembangan profit dan modal, tetapi sekedar sebagai catatan transaksi (Belkoui, 2000). Perbedaan pendapat antara Sombart dan Yamey pada dasarnya terletak pada intrepretasi atas siginifikansi teknik pembukuan berpasangan dan penggunaan awal catatan berpasangan. Berdasarkan hal tersebut, Winjun mencoba memberi suatu intrepretasi yang berlawanan dengan pendapat Yamey, dengan menyediakan bukti bahwa pada awal abad ke-16 penentuan profit dan loss merupakan fase penting sistem pembukuan berpasangan. Dia menyimpulkan sebagai berikut: “Sombart benar dalam mengarahkan perhatian pada hubungan antara akuntansi dan penggunaan kaitalisme. Sistem pembukan berpasangan memiliki kapabiitas untuk membuat kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi. Kemampuan pembukuan berpasangan untuk mengungkapkan kesuksesan atau kegagalan perusahaan bisnis selama periode waktu tertentu tidak dihargai oleh pedagang inggris mula-mula. Namun, kapasitas system tersebut untuk mengakumulasikan data tentang aktivitas operasi individual, digabung dengan kemampuannya untuk menata kegiatan usaha dan akun para pedagang tersebut, telah mendorong dan merasionalkan aktivitas ekonomi pedagang-pedagang Inggris mula-mula.” 1.6 RELEVANSI SEJARAH AKUNTANSI Dalam kaitannya dengan pedagogi (pendidikan), sejarah akuntansi sangat membantu untuk memahami dan mengapresiasi bidang sains akuntansi dan evolusinya sebagai suatu sosial dengan lebih baik. Berikut alasan yang baik bagi relevansi sejarah akuntansi dengan pedagogi: 1. Suatu profesi yang didasarkan pada tradisi yang dibangun selama beberapa abad akan mendidik anggotanya untuk menghargai warisan intelektual mereka. 2. Arti dari kemajuan dalam pemikiran, arti dari kontribusi besar bagi literature dan arti dari studi-studi posistif yang krusial dapat hilang, terfragmentasi, atau tidak diakui secara memadai dalam jangka panjang kalau tidak didokumnetasi dan dibentuk oleh para ilmuwan yang memiliki ketrampilan historis. 3. Tanpa akses terhadap analisis dan intrepretasi perkembangan historis dalam pemikiran dan praktik akuntansi, para peneliti empiris sekarang berisiko investigasi mereka pada klaim yang tidak lengkap dan tidak benar tentang masa lalu Dalam kaitannya dengan prespektif kebijakan, sejarah akuntansi dapat menjadi sarana penilaian yang lebih baik terhadap praktik yang berjalan melalui pembandingan dengan metode yang digunakan pada masa lalu. DAFTAR PUSTAKA Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi. RajaGrafindo Persada: Jakarta Littleton, A.C. 1933. Accounting Evolution to 1990. American Institute Publishing Company: New York. Peragallo, Edward. 1938. Origin and Evolution of Double Entry Bookkeeping. New York. Riahi-Belkaoui, Ahmed. 2000. Teori Akuntansi. Salemba Empat: Jakarta. Sombart, Werner. 1915. The Quintessence of Capitalism. Dutton & Co. Winjum, James O. 1971. Accounting and The Rise of Capitalism: An Accountant’s View. Journal of Accounting Research. Yamey, B.S. 1949. Scientific Bookkeeping and the Rise of Capitalism: The Economic History Review. Yamey, B.S. 1964. Accounting and the Rise of Capital: Further Notes on a Theme by sombart. Journal of Accounting Research.


Sumber
Copyright @ http://riabudiati.blogspot.co.id/2013/06/sejarah-dan-perkembangan-akuntansi.html

SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA

A. Pendahuluan
Seiring dengan meningkatnya rasa keberagamaan (religiusitas) masyarakat Muslim menjalankan syariah Islam dalam kehidupan sosial-ekonomi, semakin banyak institusi bisnis Islami yang menjalankan kegiatan operasional dan usahanya berlandaskan prinsip syariah. Untuk mengelola institusi Islami ini diperlukan pencatata transaksi dan pelaporan keuangan. Pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan dengan karakteristik tertentu yang sesuai dengan syariah. [1]
Pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan yang diterapkan pada institusi bisnis Islami inilah yang

perkembangan dan sejarah perkembangan akuntansi



  1. A.      Sejarah Perkembangan Teori Akuntansi
    1. Sejarah Awal Akuntansi
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengidentifikasi tempat dan waktu lahirnya sistem pembukuan berpasangan. Ada berbagai skenario yang dihasilkan oleh usaha-usaha tersebut.  Sebagian besar skenario tersebut mengakui bahwa sistem pencatatan telah ada dalam berbagai peradaban sejak kurang lebih tahun 3000 BC. Diantaranya adalah peradaban Kaldea- Babilonia, Astria, dan Samaria, yang merupakan pembentuk system pemerintah pertama di dunia, pembentuk system bahasa tulisan tertua membentuk “poros tempat berputarnya seluruh mesin keuangan dan departemen”, perdaban China, dengan akuntansi pemerintahan yang memainkan peran kunci dan canggih selama Dinasti Chao (1122-256 BC) peradaban

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

*Sistem yang handal : (4 prinsip)
1. ketersediaan
2. keamanam
3. keterpeliharaan

Senin, 28 September 2015

tarif pajak badan



Berapa Tarif Pajak Penghasilan
Badan Usaha?

pajak badan

Mulai tanggal 1 Januari 2014, batasan Pengusaha Kecil yang sebelumnya adalah Pengusaha yang beromzet Rp600 Juta diubah menjad Pengusaha yang beromzet tidak lebih dari  Rp4,8 Milyar setahun. Perubahan ini dilakukan dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.03/2013 yang mengubah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2010.

Jumat, 25 September 2015

IPK GUE 3 koma sekian sekian



Bismillah..

Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar.....
Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.

Sebelumnya gue ucapin selamat hari raya idul adha bagi kalian yang merayakan, jangan makan kambing terlalu banyak, inget kolestrol -_- .

Rabu, 16 September 2015

INVESTASI LAYAK

Waktu memeliki nilai ekonomis
Aliran kas
·         Kas keluar ( cash out) = net investasi  = jumlah investasi yang dikeluarkan = mula – mula
·         Cash in flow        = procceds = laba setelah pajak + Depresiasi aktiva tetap
Sumber dana lain selain penerbitan saham dan laba ditahan yaitu Depresiasi
Karena tujuan dari depresiasi untuk membeli aktiva lagi, karena asset tidak lagi mempunyai nilai ekonomis ( mesin rusak, produksi menurun)
ü  Arus kas keluar = arus kas yang digunakan untuk investasi
ü  Arus kas tidak relevan, misalnya membayar deviden, biaya survey pendirian perusahaan, pendapatan bunga.
Mengapa biaya survey tidak relevan dalam pengambilan keputusan

Contoh kasus


biaya
kelanjutan
survey
1M
jalan
survey
1M
Tidak jalan


Note : jalan tidak nya survey yang sudah dilakukan sudah mengeluarakan 1 milyard, tidak relevan


SOAL MANAJEMEN AKTIVA TETAP

PT “hikmah sedang mempertimbangkan pergantian mesin lama yang telah habis usia ekonomisnya dan sudah laku dijual lak, dengan mesin baru. Adapun data yang dimiliki adalah
·         Mesin bau harga pokoknya Rp 1.000.000.000,- usia ekonomis 5 tahun dan memberikan keuntungan setelah pajak berturut – turut sebagai berikut. 

Tahun
1
2
3
4
5
EAT
Rp 50 juta
Rp 75 juta
Rp 100 juta
Rp 125 juta
Rp 150 Juta

·         Biaya modal perusahaan adalah 12% (modal sendiri)
·         Metode penyusutan mesin yang digunakan perusahaan adalah metode garis lurus, dengan nilai residu Rp 200.000.000,-
·         Semua dana dibiayai modal sendiri

Pertanyaan : apakah investasi untuk mesin baru tersebut layak ? gunakan kriteria penilaian investasi yang saudara ketahui !!!



Oret – oretan  : 1.000.000.000 => 1000.000 untuk memudahkan men ra kakehen ongko
0                            1                        2                        3                           4                                5
1.000.000          50.000               75.000             100.000              125.000                   150.000
                                                                                                                                                 200.000 (residu)              
                                160.000          160.000             160.000             160.000                  160.000 (depresiasi)



Cara menjawab : Langkah – langkah
ü  Menghitung Depresiasi              = (Harga pokok aktiva – Nilai residu)/ Umur ekonomis
ü  Menghitung Procceds                 = Eat + Depresiasi
ü  Menghitung Average EAT         = total EAT/Umur ekonomis







Nilai residu : Terminal cash flow
jawab











Net investigasi
 Rp    1.000.000



umur ekonomis
5
th


biaya modal
12%



nilai residu
 Rp       200.000




Tahun
EAT
DEPRESIASI
PROCCEDS


1
 Rp          50.000
 Rp         160.000
 Rp               210.000
total eat

2
 Rp          75.000
 Rp         160.000
 Rp               235.000
residu aktiva lama

3
 Rp       100.000
 Rp         160.000
 Rp               260.000


4
 Rp       125.000
 Rp         160.000
 Rp               285.000


5
 Rp       150.000
 Rp         160.000
 Rp               310.000


5
 Rp       500.000

 Rp               200.000

AV. EAT
 500.000/5





 Rp   100.000




PENILAIAN INVESTASI DENGAN BERBAGAI INVESTASI


A. menghitung Acounting rate of return




.= Average Eat/Net investigasi



0,10
10%
kalo lebih besar dri harpan keuntngan mk LAYAK






B. menhitung Payback periode
Payback periode : periode pengembalian investasi


Net Investasi/Procced




tahun
PROCCEDS




1
210000
210000



2
235000
445000



3
260000
705000



4
285000
990000



5
310000


510000

5
200000




1000000 - 990000




 Rp     10.000
: kekurangan dari investasi 1.000.000









990000
4
thn


 10000/510000




 Rp          0,02

0,02
thn


jadi Payback periode 4,02 . Maka LAYAK karena kurang dari umur ekonomis



kelmahan dari payback dianggap 5thn mendaatang seolah nilai tetap sama,
padahal belum tentu




Note : procced berbeda seperti diatas maka di hitung satu persatu (210+235+260+...)
 tatapi kalo sama maka gak perlu contoh



1000
250
250
250
250

(1000-250)





4
thn









C. menghitung  Net Present Value (NPV)

1/(1+if)^tahun


PV of Proced - PV of Investasi


Tahun
EAT
DEPRESIASI
PROCCEDS
If (12%)
Pv. Investasi
1
 Rp     50.000
 Rp       160.000
 Rp         210.000
0,8929
 Rp                        187.500
2
 Rp     75.000
 Rp       160.000
 Rp         235.000
0,7972
 Rp                        187.341
3
 Rp   100.000
 Rp       160.000
 Rp         260.000
0,7118
 Rp                        185.063
4
 Rp   125.000
 Rp       160.000
 Rp         285.000
0,6355
 Rp                        181.123
5
 Rp   150.000
 Rp       160.000
 Rp         310.000
0,5674
 Rp                        175.902
5
 Rp   500.000

 Rp         200.000
0,5674
 Rp                        113.485




Total investasi
 Rp                    1.030.414




Net investasi
 Rp                    1.000.000




Net Present value
 Rp                          30.414


NPV POSITIF INVESTASI LAYAK






If : menunjukkan nilai uang yang diskontif

Note : Artinya if 1 Rupiah = 0,08929 pada saat itu



0
1 rp
2 Rp



1
0,08929
0,7972


e. IRR =
IRR= Tingkat bunga yang menyamakan pv of procceds dgn pv of net investasi

P1+(((PV1-NET INVESTASI)/(PV1-PV2))*P2-P1))


12%+(((1.030.414-1.000.000)/(1.030.414)*(13%-12%)))


12%



13,08%
Tahun
EAT
DEPRESIASI
PROCCEDS
If (13,081%)
Pv. Investasi
1
 Rp     50.000
 Rp       160.000
 Rp         210.000
0,8843
 Rp                        185.708
2
 Rp     75.000
 Rp       160.000
 Rp         235.000
0,7820
 Rp                        183.776
3
 Rp   100.000
 Rp       160.000
 Rp         260.000
0,6916
 Rp                        179.806
4
 Rp   125.000
 Rp       160.000
 Rp         285.000
0,6116
 Rp                        174.296
5
 Rp   150.000
 Rp       160.000
 Rp         310.000
0,5408
 Rp                        167.654
5
 Rp   500.000

 Rp         200.000
0,5408
 Rp                        108.164





 Rp                        999.403

 dan untuk menghitung Profitability Indek = PI = PV of procceds/ pv of net investasi , saya buat foto , karena melebihi ukuran post

NB : ini bersumber dari catatan saya pribadi, tentu dosen saya yang memberi materi, andai ada yang salah atau ada yang ingin membenarkan catatan saya, saya akan lebih senang. silahkan coret coret di kolom komentar . semoga bermanfaat