A.
PENGANGGARAN
Penganggaran adalah proses
menyusun anggaran. Anggaran adalah hasil penganggaran. Rencana dapat dinyatakan
dalam angka (kuantitatif) tetapi dapat juga tidak dinyatakan dalam angka,
umumnya dalam satuan mata uang. Penganggaran sangat erat hubungannya dengan
akuntansi, karena penganggaran merupakan salah satu bidang akuntansi dan
termasuk bagian akuntansi manajemen.
Penganggaran meliputi
penganggaran perusahaan dan penganggaran sektor publik. Penganggaran perusahaan
berarti penganggaran untuk organisasi yang bertujuan mencari laba, sedangkan
penganggaran sektor publik (penganggaran nirlaba) berarti penganggaran untuk organisasi
yang tidak bertujuan mencari laba.
Anggaran biasanya berfungsi sebagai :
1.
Alat perencanaan memberikan gambaran yang jelas dalam satuan barang dan
uang.
2.
Alat pelaksanaan memberikan pedoman agar pekerjaan dapat dilaksanakan
secara selaras.
Anggaran dapat dikelompokkan menjadi :
1.
Dari segi dasar penyusunan terdiri atas
-
Anggaran variabel
-
Anggaran tetap,
2.
Dari segi penyusunan terdiri atas
-
Anggaran periodik
-
Anggaran kontinu
3.
Dari segi jangka waktu terdiri atas:
-
Anggaran jangka panjang
-
Anggaran jangka pendek
4.
Dari segi bidangnya terdiri atas:
-
Anggaran operasional
-
Anggaran keuangan
5.
Dari segi kemampuan menyusun terdiri atas:
-
Anggaran komprehensif
-
Anggaran parsial
6.
Dari segi fungsinya terdiri atas:
-
Anggaran apropriasi
-
Anggaran kinerja
7.
Dari segi penentuan harga pokok produk terdiri atas:
-
Anggaran tradisional
a. Penyusunan Anggaran Operasional
- Peramalan Jualan
Peramalan merupakan fungsi manajemen pertama sebelum
dilakukan perencanaan. Penganggaran merupakan bagian dari perencanaan, karena
anggaran adalah salah satu jenis rencana. Oleh karena itu, sebelum dibuat
anggaran terlebih dahulu dibuat ramalan. Dalam hal ini sebelum dibuat anggaran
jualan terlebih dahulu dibuat ramalan jualan.
Jualan artinya hasil penjualan. Penjualan artinya proses menjual. Menjual
artinya menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu pada saat
tertentu. Teknik membuat ramalan jualan dapat dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik membuat ramalan jualan secara
kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan metode pendapat, antara lain:
pendapat para ahli, pendapat para pramuniaga, pendapat survey konsumen,
pendapat para manajer pemasaran. Peramalan jualan secara kuantitatif, antara
lain dapat menggunakan analisis tren garis lurus, analisis tren bukan garis
lurus, analisis regresi sederhana, analisis regresi berganda, dan metode
distribusi probabilitas.
Anggaran jualan adalah anggaran hasil penjualan. Kegunaan anggaran jualan
terutama sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya, dan sebagai ujung tombak
dalam memperoleh laba. Faktor yang mempengaruhi anggaran
jualan selain ramalan jualan, antara lain faktor: pemasaran, keuangan,
ekonomis, teknis, kebijakan perusahaan, penduduk, kondisi, dan lain-lain.
Penyusunan anggaran jualan dimulai dari mempertimbangkan faktor yang
mempengaruhi anggaran jualan. Setelah itu menetapkan harga jual untuk produk
tertentu dan daerah tertentu. Kemudian membuat taksiran tiap jenis produk yang
akan dijual dan penentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu. Langkah
selanjutnya adalah memperhitungkan anggaran jualan, dan kemudian disusunlah
anggaran jualan.
Biaya pabrik beda dengan biaya produksi, biaya pabrik meliputi biaya
bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL), dan biaya overhead pabrik
(BOP) yang terjadi pada satu periode, yaitu periode ini, sedangkan biaya
produksi meliputi BBB, BTKL, dan BOP yang terjadi pada dua periode, yaitu
periode lalu dan periode ini.
Anggaran produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah
proses kegiatan membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi
dijadwalkan. Dengan demikian istilah anggaran produksi tidak tepat. Oleh karena
itu makalah ini menggunakan istilah anggaran produk.
Penyusunan anggaran produk dilakukan dengan berdasar pada anggaran jualan
ditambah sediaan produk jadi yang dianggarkan, menghasilkan produk jadi siap
dijual. Produk jadi siap dijual dikurang sediaan produk jadi awal menghasilkan
produk yang dianggarkan, dalam hal ini anggaran produk jadi dihasilkan periode
ini:
Anggaran produk dapat
disusun dalam empat cara:
-
Mengutamakan stabilitas produk
-
Mengutamakan stabilitas sediaan
-
Kombinasi stabilitas produk dengan stabilitas sediaan
-
Disesuaikan dengan keperluan manajemen.
Tujuan utama disusun anggaran bahan baku adalah untuk menjaga kelancaran
produksi, dimana bahan baku adalah komponen utama dari suatu produk.
Kuantitas bahan baku tersedia untuk dipakai adalah kuantitas bahan baku
yang dibeli ditambah kuantitas sediaan bahan baku awal. Kuantitas bahan baku
dipakai adalah kuantitas bahan baku tersedia untuk dipakai dikurang kuantitas
sediaan bahan baku. Biaya bahan baku adalah kuantitas bahan baku dipakai dikali
harga bahan baku per unit. Kuantitas bahan baku dipakai dapat juga diperoleh
dari kuantitas produk jadi yang diproduksi periode ini dikali standar bahan
baku dipakai per unit produk. Belian bahan baku adalah biaya
bahan baku ditambah sediaan bahan baku awal dikurang sediaan bahan baku akhir.
- Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik
Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang
langsung bekerja mengolah produk. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang
harus dibayar untuk tenaga kerja langsung. Upah untuk tenaga kerja langsung
biasanya menggunakan sistem upah per unit produk yang dihasilkan atau sistem
upah per jam kerja langsung. Untuk memperoleh biaya tenaga langsung yang
dianggarkan adalah jam kerja langsung terpakai dikali standar upah tenaga kerja
langsung per jam. Jam kerja langsung terpakai adalah produksi dianggarkan
dikali standar jam tenaga kerja langsung.
Dengan adanya anggaran tenaga kerja langsung dapat disiapkan kas untuk
pembayarannya, sehingga dapat memperlancar produksi. Anggaran
tenaga kerja langsung besar kecilnya dipengaruhi oleh produk dianggarkan,
standar jam kerja langsung, dan standar tarif upah tenaga kerja langsung.
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya yang terjadi di pabrik, selain
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Bila ingin menyusun anggaran
rugi-laba metode penentuan harga pokok variabel (variable costing) maka biaya overhead pabrik dipisahkan menjadi
BOP variabel dan BOP tetap, tetapi bila ingin menyusun anggaran rugi-laba
metode penentuan harga pokok penuh BOP tidak perlu dipisahkan menjadi dua,
terkecuali untuk kepentingan pembedaan anggaran rugi-laba antara metode
penentuan harga pokok variabel dengan metode penentuan harga pokok penuh.
- Penyusunan Anggaran Beban Penjualan
Beban penjualan meliputi: beban komisi penjualan,
beban promosi, beban distribusi, beban penghapusan piutang usaha, beban turun
harga, tetapi tidak termasuk harga pokok barang terjual. Beban
penghapusan piutang usaha dan beban turun harga yang termasuk beban penjualan,
karena beban tersebut terjadinya ditaksir, sudah diduga. Penghapusan piutang
usaha dan turun harga yang terjadinya tidak terduga (insidental) tidak termasuk
beban penjualan, tetapi termasuk pos luar biasa (insidental).
Beban penjualan merupakan beban (biaya) yang dikelompokkan menurut fungsi
organisasi, dalam hal ini beban penjualan merupakan tanggung jawab fungsi
manajer penjualan atau yang lebih luas lagi. tanggung jawab fungsi manajer
pemasaran. Beban penjualan terjadi sebagai akibat adanya kegiatan penjualan.
Beban penjualan berguna untuk meningkatkan volume barang yang dijual. Oleh karena itu, bila barang yang dijual tidak meningkat,
sedangkan beban penjualan meningkat maka manajer harus bertanggung jawab
mengenai permasalahan tersebut.
- Penyusunan Anggaran Beban Administrasi dan Anggaran Rugi Laba
Anggaran beban administrasi dan umum merupakan salah
satu unsur beban usaha. Beban usaha terdiri atas beban penjualan dan beban
administrasi dan umum. Oleh karena itu, beban administrasi dan umum adalah
beban usaha dikurang beban penjualan. Beban administrasi dan umum adalah beban
selain beban penjualan, selain harga pokok barang terjual, selain beban non
usaha.
Kegunaan anggaran beban administrasi dan umum pada
dasarnya untuk menunjang kegiatan produksi dan kegiatan penjualan.
Salah satu unsur beban administrasi dan umum adalah beban depresiasi bangunan,
beban depresiasi kendaraan dan alat keperluan kantor. Untuk menentukan beban
depresiasi ada beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain: metode beban
tetap, metode beban berkurang, metode beban bertambah, dan metode beban variabel.
Anggaran beban administrasi dan umum adalah salah satu unsur anggaran
operasional. Oleh karena itu, anggaran beban administrasi dan umum diperlukan
dalam menyusun anggaran rugi-laba.
Anggaran rugi-laba yang merupakan tujuan disusunnya anggaran operasional
memerlukan anggaran keuangan, sebaliknya anggaran keuangan memerlukan anggaran
operasional. Sebagai contoh, untuk menyusun anggaran rugi-laba (anggaran
operasional) diperlukan anggaran sediaan (anggaran keuangan), seperti anggaran
sediaan bahan baku untuk menyusun anggaran biaya bahan baku, anggaran sediaan
produk jadi dan sediaan produk dalam proses diperlukan untuk menyusun anggaran
rugi-laba. Di sisi lain untuk menyusun anggaran keuangan (anggaran neraca),
seperti anggaran modal sendiri (anggaran laba di tahan) diperlukan anggaran
rugi-laba, karena rugi-laba mempengaruhi besar kecilnya modal sendiri (anggaran
keuangan). Rugi mengurangi modal sendiri, sedangkan laba menambah modal
sendiri.
b. Penyusunan Anggaran Keuangan
- Penyusunan Anggaran Kas
Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan
perubahan kas dan memberikan alasan mengenai perubahan kas dan memberikan
alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas masuk
sebagai sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas digunakan sehingga
tampak kelebihan atau kekurangan kas, dan saldo kas selama periode tertentu
dari suatu organisasi.
Kas masuk dan kas keluar diklasifikasikan dalam kegiatan utama
perusahaan, yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan.
Salah satu tujuan pokok disajikan anggaran kas
adalah untuk menyelesaikan anggaran tentang likuiditas organisasi, dan manfaat
(guna) anggaran kas untuk mengetahui posisi kemampuan membayar kegiatan rutin
(kewajiban jangka pendek), serta memperkuat posisi dalam penawaran.
Anggaran kas dapat disajikan
dalam dua bentuk, yaitu
1.
Bentuk tunggal
Cara penyusunan anggaran kas
ada dua cara pendekatan, yaitu
1.
pendekatan kas masuk dan kas keluar atau metode langsung,
2.
pendekatan akunting keuangan atau metode tak langsung (metode
rekonsialisasi).
2.
Penyusunan Anggaran Piutang
Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari
kreditor kepada debitor yang bersedia melunasi pada waktu yang akan datang.
Piutang usaha adalah piutang yang timbul karena menjual barang atau jasa secara
kredit. Kegunaan piutang usaha yang utama adalah untuk
meningkatkan volume barang yang dijual agar mampu bersaing.
Faktor yang mempengaruhi anggaran piutang antara lain: volume barang yang
dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian potongan,
pembatasan kredit, kebijakan penagihan piutang.
Langkah penyusunan anggaran piutang usaha; pertama, mengumpulkan data
realisasi dan anggaran jualan; kedua, menentukan taksiran piutang tak tertagih
(bila ada) dan syarat pembayaran; ketiga, menghitung anggaran piutang usaha
termasuk menghitung taksiran kerugian piutang (bila ada); dan keempat, menyusun
anggaran piutang.
Sediaan pada perusahaan manufaktur terdiri atas:
sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses, sediaan bahan baku, sediaan
bahan pembantu, sediaan suku cadang, sediaan pernik, tetapi yang dibahas hanya
tiga macam sediaan, yaitu sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses, dan
sediaan bahan baku.
Sediaan pada perusahaan dagang terdiri atas: sediaan barang dagangan, dan
sediaan pernik, tetapi yang dibahas hanya sediaan barang dagangan.
Cara menentukan anggaran sediaan produk jadi dan sediaan produk dalam proses
menggunakan
1.
Tingkat perputaran sediaan.
2.
Membuat anggaran produk.
1.
menggunakan tingkat perputaran sediaan,
2.
menentukan tingkat kuantitas pesanan ekonomis (KPE),
3.
membuat anggaran belian bahan baku.
1.
tingkat perputaran sediaan,
2.
menentukan tingkat pesanan ekonomis., dan
3.
membuat anggaran belian barang dagangan.
Cara menentukan anggaran sediaan bahan baku
dengan memb:aat anggaran belian bahan baku, dan cara menentukan anggaran
sediaan barang dagangan dengan membuat anggaran belian barang dagangan cocok
bila akunting keuangan menggunakan pencatatan metode fisik.
4.
Penyusunan Anggaran Utang dan Neraca
Utang meliputi utang jangka pendek dan utang jangka
panjang. Utang jangka pendek adalah utang yang jangka waktunya tidak lebih dari
satu tahun. Seperti: utang usaha, beban terutang, utang wesel, dan lain-lain.
Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun,
seperti utang obligasi.
Utang jangka pendek digunakan untuk membelanjai
modal kerja (harta lancar), sedangkan utang jangka panjang digunakan untuk
membelanjai harta tak lancar. Belanja harta lancar dan harta tak lancar ini
dapat digunakan untuk kegiatan ekspansi, yaitu memperluas kegiatan produksi dan
pemasaran untuk meraih laba yang sebesar-besarnya.
Kegiatan ekspansi akan memperbesar utang, di samping itu juga struktur
modal mempengaruhi besar kecilnya utang, semakin besar modal sendiri semakin
besar kesempatan memperoleh utang yang besar, sebaliknya semakin kecil modal
sendiri yang dimiliki semakin kecil kemungkinan memperoleh utang yang besar.
Modal sendiri dari suatu badan usaha strukturnya
berbeda antara badan usaha yang satu dengan badan usaha yang lain. Di Indonesia
dikenal badan usaha perseorangan, firma, persekutuan komanditer, perseroan
terbatas, dan koperasi.
c. Penyusunan Anggaran Variabel dan Anggaran Tetap
1.
Penyusunan Anggaran Perusahaan Industri
Penyusunan anggaran tetap perusahaan industri
terdiri atas anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional
dan anggaran keuangan disebut anggaran induk. Anggaran tetap menggunakan metode
penentuan harga pokok penuh, sedangkan anggaran variabel menggunakan penentuan
harga pokok variabel. Anggaran tetap disusun untuk diperbandingkan dengan
realisasi laporan keuangan dihasilkan oleh akunting keuangan, sedangkan
anggaran variabel digunakan manajemen untuk perencanaan laba jangka pendek dan
pengambilan keputusan keuangan, seperti: keputusan menerima atau menolak
pesanan khusus, keputusan menaikkan harga jual atau menaikkan volume jualan.
Dalam anggaran tetap terdapat: anggaran jualan,
anggaran produk, anggaran biaya bahan baku dan anggaran belian bahan baku,
anggaran biaya overhead pabrik, anggaran harga pokok barang terjual, anggaran
laba-rugi, anggaran kas, dan anggaran neraca.
Dalam anggaran variabel terdapat anggaran
laba-rugi direncanakan dengan membuat anggaran titik impas, dan anggaran
laba-rugi untuk alternatif pengambilan keputusan.
2.
Penyusunan Anggaran Perusahaan Dagang
Perusahaan manufaktur (industri) kegiatannya membeli
barang untuk diolah menjadi produk jadi, sedangkan perusahaan dagang
kegiatannya membeli barang untuk dijual. Dengan demikian anggaran pada
perusahaan dagang lebih sedikit daripada perusahaan industri. Penyusunan
anggaran perusahaan dagang lebih sederhana dibandingkan dengan penyusunan
anggaran perusahaan manufaktur, karena dalam perusahaan dagang tidak terdapat
istilah bahan baku, tenaga kerja langsung overhead pabrik, produk jadi, dan
produk dalam proses. Produk jadi yang terdapat dalam perusahaan manufaktur,
dalam perusahaan dagang terdapat barang dagangan.
Seperti halnya pada perusahaan manufaktur terdapat
anggaran tetap dan anggaran variabel, pada perusahaan dagang juga terdapat
anggaran tetap dan anggaran variabel, tetapi pada perusahaan dagang tidak
menggunakan metode penentuan harga pokok penuh untuk menyusun anggaran tetap
seperti yang terdapat pada perusahaan manufaktur. Anggaran tetap pada
perusahaan dagang meliputi anggaran jualan, anggaran belian barang dagangan,
anggaran harga pokok barang terjual, anggaran beban penjualan dan administrasi
(beban usaha), anggaran laba-rugi, anggaran kas, dan anggaran neraca.
Begitu juga dalam hal menyusun anggaran variabel
pada perusahaan dagang tidak menggunakan metode penentuan harga variabel
seperti yang terdapat pada perusahaan manufaktur. Hal ini disebabkan perusahaan
dagang tidak berproduksi sehingga tidak menggunakan metode penentuan harga
pokok produk. Harga pokok barang terjual pada perusahaan dagang merupakan biaya
variabel, sedangkan harga pokok barang terjual dalam perusahaan manufaktur yang
menggunakan metode penentuan harga pokok penuh bukan termasuk biaya variabel,
kecuali menggunakan metode penentuan harga pokok variabel. Anggaran variabel
pada perusahaan dagang seperti halnya pada perusahaan manufaktur dapat
digunakan untuk perencanaan laba jangka pendek dan dapat juga digunakan dalam
pengambilan keputusan, hanya saja dalam Kegiatan Belajar 2 ini tidak diuraikan
tentang anggaran variabel yang digunakan dalam pengambilan keputusan, karena
pada dasarnya sama dengan perusahaan manufaktur.
3.
Penyusunan Anggaran Perusahaan Jasa
Bank seperti halnya kegiatan produksi di perusahaan
atau kegiatan pembeli barang dagangan di pasar perusahaan dagang. Kegiatan
kredit di bank seperti halnya kegiatan penjualan di perusahaan manufaktur dan
perusahaan dagang.
Siapa pun di bank terdiri atas simpanan giro,
simpanan tabungan, dan simpanan deposito. Kredit di bank
terdiri atas, kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi. Kredit
modal kerja dan kredit investasi biasanya disebut kredit produksi sebagai lawan
kredit konsumsi. Dalam penjelasan anggaran variabel per
gandaan, bunga simpanan merupakan biaya variabel sedangkan bunga kredit dapatan
(revenues).
Analisis selisih pada perusahaan pada perubahan
analisis selisih terdiri dari atas analisis selisih kredit berupa selisih
volume kredit dan analisis selisih simpanan berupa selisih volume simpanan
selisih tingkat bunga simpanan dan selisih biaya bunga simpanan. Pada perusahaan jasa perpakiran juga dapat dibuat analisis titik
impas seperti halnya pada perusahaan jasa, analisis titik impas penting dalam
hal persamaan jangka pendek karena dengan diketahui titik impas dapat
menyediakan barang jasa yang dijual agar tidak berada di bawah titik impas yang
mengakibatkan perusahaan merugi.
B.
BIAYA
STANDAR
Pengendalian biaya
dapat dilakukan dengan cara menentukan standar
biaya yang seharusnya terjadi.
Dalam penentuan biaya standar perunit manajer dihadapkan 2
keputusan yaitu :
1. Jumlah input dibandingkan dengan unit output
2. Jumlah yang harus dibayar untuk jumlah input yang
dipergunakan.
Biaya standar
perunit dapat dihitung dengan mengalikan standar kuantitas dengan standar
harga.
Biaya standar perunit =
standar kuantitas X standar harga
1.
Kegunaan Biaya
Standar
a. Menetapkan anggaran
b. Mengendalikan biaya
dan memotivasi serta mengukur efisiensi
c. Menyederhanakan prosedur penetapan biaya dan mempercepat laboran
penyajian biaya.
d. Membebankan biaya
ke persediaan bahan , barang dalam proses dan barang jadi.
e. Memberikan dasar bagi penetapan tender dan kontrak
serta harga jual.
2.
Penyusunan
Standar Kuantitas
Ada tiga sumber yang dapat digunakan untuk menentukan standar kuantitas yaitu:
a. Pengalaman historis
Penyusunan standar
dilakukan secara hati-hati, apakah pada periode-periode sebelumnya proses
produksi dilakukan secara efisien atau tidak.
b. Penelitian teknis
Penyusunan standar
dilakukan bahwa tingkat poduksi secara teknis tersebut akan sulit tercapai.
c. Masukan dari personal bagian
operasional.
Standar yang dilakukan memperhatikan masukan dari karyawan
dari bagian operasional maka standar
tersebut bisa dipertanggung jawabkan.
3.
Jenis-Jenis
Standar
Ada jenis standar
yang bisa dipakai adalah :
a. Ideal
Standar ideal disusun berdasarkan kondisi perusahaan berada
pada tingkat efisiensi yang maksimum. Standar
ideal hanya dapat dicapai jika semuanya berjalan secara sempurna, tidak ada
kemacetandan tidak ada karyawan yang ketrampilannya kurang.
b. Currently attainable.
Standar ini dapat dicapai dalam kondisi operasi secara
efisiensi, dan telah memperhitungkan adanya kemacetan secara normal adanya
kemungkinan tenaga kerja yang kurang trampil.
c. Alasan Pemakaian Biaya
Standar
Sistem biaya
standar dipakai karena
memberikan keuntungan dalam dua hal sebagai berikut :
1) Untuk memperbaiki planning dan control Dengan
diterapkan biaya standar perunit, maka perencanaan
dapat dilakukan dengan lebih baik yaitu dengan menyusun anggaran fleksibel.
Dengan diterapkan biaya standar, pengendalian biaya menjadi lebih mudah dilakukan
yaitu dengan pembandingan antar biaya
yang sesungguhnya terjadi dengan biaya
menurut standar.
2) Untuk memudahkan penghitungan harga pokok produk.
Penentuan harga pokok produk lebih mudah karena biaya bahan, biaya
tenaga kerja dan BOP semua dihitung berdasarkan standar yang telah ditentukan. Penghitungan harga pokok perunit
atau keseluruhan lebih mudah dilakukan pada sistem biaya standar.
C.
ANALISIS
PENYIMPANGAN
Selisih yang terjadi dalam biaya standar yang telah ditentukan dengan biaya yang sesungguhnya terjadi disebut
varians atau penyimpangan. Dengan melakukan analisis varian biaya yang terjadi akan
diperoleh informasi apakah penyimpangan yang terjadi besar atau kecil, bagian
yang mana yang bertanggung jawab atas terjadinya varian biaya tersebut . Biaya bahan dan biaya tenaga kerja
memiliki kapasitas sesungguhnya dan kapasitas standar, sedangkan BOP memiliki kapasitas
sesungguhnya, kapasitas standar
dan kapasitas normal.
Rumus umum analisis varians:
Variansi total = (AP x AQ) – (SP x SQ)
Keterangan:
-
SP adalah standard
harga per unit suatu input
-
SQ adalahkuantitas standaard input yang diizinkan untuk
output aktual
-
SP x SQ adalah biaya input yang direncanakan atau dianggarkan
-
AP x AQ adalah biaya input aktual
-
AP adalah harga aktual per unit input
-
AQ adalah kuantitas input aktual yang digunakan
Analisis Biaya Produksi
Langsung (Biaya Bahan dan Biaya Tenaga Kerja).
MODEL SATU SELISIH
Selisih biaya dapat dihitung adalah
Selisih = ( Kst x Hst ) – (
Kses x Hses )
Keterangan : Kst = kualitas standar
Kses = kualitas sesungguhnya
Hst = harga
standar
Hses = harga
sesungguhnya
Apabila biaya standar>
biaya sesungguhnya
maka terjadi selisih menguntungkan Apabila biaya standar
< biaya
sesungguhnya maka terjadi selisih merugikan.
MODEL DUA SELISIH
Selisih harga (SH)
dihitung sebagai berikut :
SH = ( Hses - Hst ) x Kses
Apabila Hses > Hst maka terjadi selisih harga
merugikan. Apabila Hses < Hst maka terjadi selisih harga menguntungkan.
Selisih kuantitas (SK) dihitung sebagai berikut :
SK = ( Kses - Kst ) x Hst
Apabila Kses > Kst maka terjadi selisih harga
merugikan. Apabila Kses < Kst maka terjadi selisih harga menguntungkan
MODEL TIGA SELISIH
Metode tiga selisih menghitung tiga jenis yaitu ;
selisih harga, selisih quantiÃtas dan selisih gabungan.(SG)
SH = (Hses – H st) X Kses
atau Kst mana yang lebih kecil
SK = (Kses – K st) X Hses
atau Hst mana yang lebih kecil
SG = (Hses – H st) x (Kses –
K st)
1.
Jika Hst < Hses
dan Kst <Kses maka :
SH = (Hses – H st) X Kst maka selisih rugi
S K = ( Kses – Kst) x Hst maka selisih rugi
SG = (Hses – H st) x (Kses – K st) maka selisih rugi
2.
Jika Hst >Hses dan
Kst >Kses maka :
SH = (Hses – H st) X Kses maka selisih menguntungkan
S K = ( Kses – Kst) x Hses maka selisih menguntungkan
SG = (Hst – H ses) x (Kst – K ses) maka selisih
menguntungkan
3.
Jika Hst < Hses
dan Kst >Kses maka :
SH = (Hses – H st) X Kses maka selisih rugi
S K = ( Kst– Kses) x Hst maka selisih menguntungkan
SG = 0
4.
Jika Hst >Hses dan
Kst <Kses maka :
SH = (Hst– H ses) X Kst maka selisih menguntungkan
S K = ( Kst– Kses) x Hsest maka selisih rugi
SG = 0
·
Analisis Selisih BOP
Analisi ini meliputis : model satu selisih, model dua
selisih, model tiga selisih dan model empat selisih. Anggaran fleksibel adalah
anggaran yang mempertimbangkan variasi pemacu biaya.
·
Penghitungan Selisih BOP
Model Satu Selisih
Selisih BOP = BOP ses – BOP
db
Keterangan:
BOPses = BOP sesungguhnya terjadi
BOPdb = BOP dibebankan pada produk yang diproduksi
= tarif standar x kapasitas standar
Model Dua Selish
a. Selisih anggaran
SA = BOP ses- (BOPtng + (
Tst BOP v X Jam st)
Keterangan:
SA = selisih anggaran
BOPt ang = BOP tetap
yang dianggarkan ( Tst BOP x kapasitas normal
Tst BOPv = tarif standar BOP Variabel
b. Selisih Volume
SV = BOP tang + ( Tst BOPv x
jam st) – (tariff BOP x jam st)
Model Tiga Selisih
a. Selisih pengeluaran
SP = BOP ses – BOP
dianggarkan pada jam sesungguhnya
SP = BOP ses – (BOP tang + (
Tst BOPv x Jam ses)
b. Selisih efisiensi
SE = Tst BOPv x (jam ses –
jam st)
c. Selisih volume
SV = T BOPt x ( Jam normal x
jam standar)
Model Empat Selisih
a. Selisih pengeluaran BOPV
SE BOPv = Tst BOPv ( jam ses
– jam st)
b. Selisih efisiensi
SPv = BOP ses – ( Tst BOPv x
Jam ses)
c. Selisih pengeluaran BOPT
SP BOPt = BOPt ses – BOPt
ang
d. Selisih volume
SV = T st BOPt ( jam normal
– jam st)
0 Comments:
Posting Komentar
Monggo sarannya